Ibnu Baz berkata :"Tinggi Allah
sama dengan tinggi Adam,yaitu
60
hasta atau kurng lebih 30
meter".
(Majmu Fatawa al-Allamah
Abdul
Aziz ibnu Baz, Dar al-Ifta,jilid
4,fatwa no,2331,hal.368).
Syaikh Utsaimin
berkata :"Allah
seperti Adam mempunyai
wajah,mata,tangan dan kaki".
(Ibnu Utsaimin:Syarh al-
Aqidah li
ibni Taimiyah, Dar ats-
Tsuraya,cet.
ke 1,hal.107,293).
APA KOEMENTAR ANDA ??
MASIH menganggap sy mengada
-
ada itu bukti kitab tauhid anda
dan I'tiqod anda kok mirip non
muslim wahabi???
______________________________
_________________________
Tambahan untuk kaum wahabi
salafi mbaw
AQIDAH MUSYABBIHAH
MUJASSIMAH WAHABI
WAHABI sering menggunakan
pendapat-pendapat Imam
Syathibi dalam hal bid’ah
dengan
pemahaman yang
dipaksakannya
untuk menghujat amaliah
Ahlussunnah Waljamaa’ah.
Tapi sebenarnya Imam Syathibi
sendiri menentang paham dan
aqidah mereka, beliau
menyebut
mereka dengan ahlul bid’ah
dan
madzhab dzahiriyyah.
Perhatikan
ucapan beliau berikut ini :
ﺐﻫﺬﻣ ﻲﻓ ﻡﻼﺳﻻﺍ ﻪﻟﺎﺜﻣﻭ ﺔﻠﻣ
ﺏﺮﻠﻟ ﻲﻓ ﺡﺭﺍﻮﺠﻟﺍ ﺕﺎﺒﺛﺍ ﺔﻳﺮﻫﺎﻈﻟﺍ
ﺺﺋﺎﻘﻨﻟﺍ ﻦﻋ ﻩﺰﻨﻤﻟﺍ
ﻪﺟﻮﻟﺍﻭ ﻞﺟﺮﻟﺍﻭ ﺪﻴﻟﺍﻭ ﻦﻴﻌﻟﺍ ﻦﻣ
ﻚﻟﺍﺫ ﺮﻴﻏﻭ ﻦﻣ ﺕﺎﺳﻮﺴﺤﻤﻟﺍ ﺔﻬﺠﻟﺍﻭ
ﺖﺑﺎﻘﻟﺍ ﺕﺎﺛﺪﺤﻤﻠﻟ
"Dan misalnya (ahli bid’ah
yang
menyimpang dari ushul) di
dalam
agama Islam adalah madzhab
Dhzahiriyyah (kelompok
literalisme) yang menetapkan
anggota tubuh (organ tubuh)
untuk Allah yang Maha Suci
dari
segala kekurangan, dari mata,
tangan, kaki, wajah yang
bersifat
indrawi, arah dan selainnya
dari
penetapan hal-hal yang baru “.
[Al-I’tisham, juz 1 hal. 240, cet.
Dar
al-Fikr-Maktabah lir Riyadh al-
Haditsah- Bathah-Riyadh]
Dan diantara aqidah sesat
wahabi
tercantum dalam kitab karya
ulama mereka sendiri :
ﻼﺑ ﻥﺎﺘﻨﺛﺍ ﻪﻧﺎﺤﺒﺳ ﻪﻳﺪﻳ ﻥﺈﻓ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ ﻭ
، ﺍﺫﺇ ﻯﺮﺧﻷﺍ ﻭ ﺮﻴﻏ ﺓﺪﺣﺍﻭ ﻞﻛ ﻭ ، ﻚﺷ
ﻝﺎﻤﺸﻟﺎﺑ ﻯﺮﺧﻷﺍ ﺲﻴﻠﻓ ﺎﻨﻔﺻﻭ ﺪﻴﻟﺍ
ﻰﻨﻤﻴﻟﺍ ﺪﻴﻟﺍ ﻦﻣ ﺎﻬﻧﺃ ﺩﺍﺮﻤﻟﺍ ﺺﻘﻧﺃ
“Dan kesimpulannya,
sesungguhnya kedua tangan
Allah
itu ada dua tanpa ragu lagi.
Satu
tangannya berlainan dari
tangan
satunya. Jika kita sifatkan
tangan
Allah dengan sebelah kiri,
maka
yang dimaksud bukanlah suatu
hal yang kurang dari tangan
kanannya “.
[Lihat : Fatawa al-Aqidah
karya
Muhammad bin Shalih al-
Utsaimin, Maktabah as-Sunnah,
cet. pertama hal. 90]

Posted via Blogaway